JAKARTA, KOMPAS.com — Iring-iringan kain batik sepanjang 462 meter yang dibawa dari Monas, Jakarta Pusat, menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI) membuat para pengendara bermotor kesal, Minggu (31/10/2010) pagi. Pasalnya, semua kendaraan harus tertahan sekitar 15 menit.
Kain itu dibawa oleh ratusan pelajar menyambut satu tahun pengakuan terhadap batik Indonesia sebagai warisan dunia tak benda oleh organisasi PBB, UNESCO. Tak hanya kain panjang itu, ribuan orang berbatik ikut berjalan dan bersepeda dalam acara Jalan Gembira Batik Indonesia.
Awalnya, kain batik dengan motif dari sejumlah wilayah di Indonesia itu dibawa dari Silang Monas Barat atau pintu Indosat menuju Jalan Thamrin. Kendaraan yang menuju Jalan Merdeka Selatan tak bisa melintas akibat kain yang menutup jalan. Pengendara yang tak sabar membunyikan klakson. Semakin lama, klakson semakin keras.
"Tin, tin, tin.... Ini juga masih panjang," ucap salah satu pelajar yang berada di urutan tengah. Petugas kepolisian ataupun dari Dinas Perhubungan tak dapat berbuat banyak menghadapi kekesalan pengendara.
Kejadian serupa ketika rombongan kembali ke Monas. Kali ini, pengendara lebih tidak sabar. Mereka nekat maju perlahan-lahan tanpa menghiraukan polisi dan panitia yang meminta bersabar. Sempat terjadi adu mulut antara pengendara motor dan panitia.
Kain itu dibawa oleh ratusan pelajar menyambut satu tahun pengakuan terhadap batik Indonesia sebagai warisan dunia tak benda oleh organisasi PBB, UNESCO. Tak hanya kain panjang itu, ribuan orang berbatik ikut berjalan dan bersepeda dalam acara Jalan Gembira Batik Indonesia.
Awalnya, kain batik dengan motif dari sejumlah wilayah di Indonesia itu dibawa dari Silang Monas Barat atau pintu Indosat menuju Jalan Thamrin. Kendaraan yang menuju Jalan Merdeka Selatan tak bisa melintas akibat kain yang menutup jalan. Pengendara yang tak sabar membunyikan klakson. Semakin lama, klakson semakin keras.
"Tin, tin, tin.... Ini juga masih panjang," ucap salah satu pelajar yang berada di urutan tengah. Petugas kepolisian ataupun dari Dinas Perhubungan tak dapat berbuat banyak menghadapi kekesalan pengendara.
Kejadian serupa ketika rombongan kembali ke Monas. Kali ini, pengendara lebih tidak sabar. Mereka nekat maju perlahan-lahan tanpa menghiraukan polisi dan panitia yang meminta bersabar. Sempat terjadi adu mulut antara pengendara motor dan panitia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa kita tukeran link ya.