Abdulah Sonata pernah divonis tujuh tahun di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam kasus kepemilikan senjata api dan ikut menyembunyikan Nordin M Top. Ia juga memasukkan senjata api dengan maksud melakukan tindak pidana terorisme di Indonesia.
Kapolri juga mengatakan hasil pemeriksaan menunjukkan teroris masih memiliki sisa dana lebih dari Rp 1 miliar. Aliran dana itu berasal dari sumbangan anggota dan simpatisan di Indonesia.
“Setelah kami periksa, semua aliran dana itu tidak ada yang berasal dari luar negeri,” ungkap kapolri. Ia meyakini uang itu didapat bukan dari hasil kejahatan.
Menurutnya, dana itu antara lain berasal dari Abdul Haris Rp 400 juta, Haryadi Usman Rp 100 juta, dan dr Syarif Usman Rp 200 juta. Sisanya berasal dari almarhum Maulana yang terdiri dari uang ringgit, dolar dan rupiah.
“Target mereka adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pejabat negara dan tamu negara di Jakarta,” katanya. “Kelompok teroris ini rencananya beraksi pada 17 Agustus 2010.”
Kapolri menjelaskan dalam operasinya, mereka juga mengincar warga negara asing. “Mereka banyak mengambil model kerja teroris Mumbai di India yang menyerbu hotel, kantor milik warga asing di Aceh dan menyerang warga asing di Jakarta serta menyerang komunitas tertentu,” kata jenderal bintang empat ini. “Teroris ini akan melakukan aksi assasination di Aceh dengan sasaran LSM asing.” (edi/B)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa kita tukeran link ya.