JAKARTA, KOMPAS.com — Taviv Sumaryo (46), Selasa (7/12/2010), babak belur dikeroyok warga RW 02 Kelurahan Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Gara-garanya, lelaki yang berprofesi sebagai juru parkir itu diduga sering mencabuli bocah murid atau bekas murid sekolah dasar.
Taviv, pelaku sodomi tersebut, dihajar massa di Jalan Bangka 2, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, sekitar pukul 12.00. Pria asal Semarang, Jawa Tengah, ini diduga telah melakukan pencabulan terhadap 12 anak laki-laki.
Setelah babak belur karena dipukuli, warga Jalan Kubis II No 172 Blok A, Kebayoran Baru, itu digelandang petugas kelurahan setempat ke Mapolrestro Jakarta Selatan.
Ketua RW 02 Petogogan Zamilin menuturkan, peristiwa tersebut terkuak setelah salah satu korban Taviv melakukan sodomi terhadap teman seusianya. Setelah itu Zamilin dan beberapa warga menginterogasi salah satu korban yang berinisial DW itu.
"Dia mengaku selama ini sering dicabuli oleh pelaku di dalam warnet," katanya.
Selain itu, beberapa bocah juga sering meledek teman lainnya soal pencabulan yang dilakukan Taviv. Hingga akhirnya ada empat anak di RW 02 yang mengaku pernah dicabuli Taviv. Akhirnya, Taviv dijebak dengan dihubungi salah satu korbannya dan melakukan perjanjian di warnet.
Ace (35), salah satu warga, menambahkan, anak-anak korban Taviv merupakan siswa SD dan putus sekolah yang berusia di bawah 12 tahun.
Berbagai modus rayuan dilakukannya mulai dari membayarkan sewa internet, membelikan mi ayam, memberikan uang Rp 20.000, hingga membelikan telepon seluler.
Awalnya para anak itu tidak mau mengaku karena trauma, tetapi belakangan empat anak mengaku pernah dicabuli Taviv.
"Di warnet ada bilik tertutup. Dia menyuruh anak-anak melakukan onani dan seks oral di situ, lalu dikasih uang Rp 20.000-Rp 25.000," ujar Ace.
Para bocah memanggil Taviv dengan panggilan Letjen. Taviv menyimpan sejumlah foto-foto wanita di dalam dompetnya. Dia juga memiliki kartu anggota salah satu partai besar. Dia mengaku telah melakukan pencabulan terhadap 12 anak.
Menurut Taviv, dia mendapatkan kepuasan tersendiri jika melakukan pencabulan pada anak laki-laki. Namun, pria yang telah memiliki istri dan seorang putra ini membantah pernah menyodomi. Dia mengaku hanya minta dionani dan diseks oral.
Taviv juga mengaku melakukan hal tersebut karena memang ingin melampiaskan nafsunya saja. Hal ini karena sang istri tinggal di kampung sehingga kebutuhan biologisnya menjadi tidak tersalurkan. "Saya normal, jadi saya begitu cuma karena nafsu saja," ujarnya.
Kepala Satuan Reskrim Polrestro Jakarta Selatan Kompol Budi Irawan mengatakan, pelaku saat ini masih dimintai keterangan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestro Jakarta Selatan.
"Kita lihat nanti dari penuturan korbannya, apakah ada sodomi atau tidak," ujarnya. (sab/yos)
Taviv, pelaku sodomi tersebut, dihajar massa di Jalan Bangka 2, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, sekitar pukul 12.00. Pria asal Semarang, Jawa Tengah, ini diduga telah melakukan pencabulan terhadap 12 anak laki-laki.
Setelah babak belur karena dipukuli, warga Jalan Kubis II No 172 Blok A, Kebayoran Baru, itu digelandang petugas kelurahan setempat ke Mapolrestro Jakarta Selatan.
Ketua RW 02 Petogogan Zamilin menuturkan, peristiwa tersebut terkuak setelah salah satu korban Taviv melakukan sodomi terhadap teman seusianya. Setelah itu Zamilin dan beberapa warga menginterogasi salah satu korban yang berinisial DW itu.
"Dia mengaku selama ini sering dicabuli oleh pelaku di dalam warnet," katanya.
Selain itu, beberapa bocah juga sering meledek teman lainnya soal pencabulan yang dilakukan Taviv. Hingga akhirnya ada empat anak di RW 02 yang mengaku pernah dicabuli Taviv. Akhirnya, Taviv dijebak dengan dihubungi salah satu korbannya dan melakukan perjanjian di warnet.
Ace (35), salah satu warga, menambahkan, anak-anak korban Taviv merupakan siswa SD dan putus sekolah yang berusia di bawah 12 tahun.
Berbagai modus rayuan dilakukannya mulai dari membayarkan sewa internet, membelikan mi ayam, memberikan uang Rp 20.000, hingga membelikan telepon seluler.
Awalnya para anak itu tidak mau mengaku karena trauma, tetapi belakangan empat anak mengaku pernah dicabuli Taviv.
"Di warnet ada bilik tertutup. Dia menyuruh anak-anak melakukan onani dan seks oral di situ, lalu dikasih uang Rp 20.000-Rp 25.000," ujar Ace.
Para bocah memanggil Taviv dengan panggilan Letjen. Taviv menyimpan sejumlah foto-foto wanita di dalam dompetnya. Dia juga memiliki kartu anggota salah satu partai besar. Dia mengaku telah melakukan pencabulan terhadap 12 anak.
Menurut Taviv, dia mendapatkan kepuasan tersendiri jika melakukan pencabulan pada anak laki-laki. Namun, pria yang telah memiliki istri dan seorang putra ini membantah pernah menyodomi. Dia mengaku hanya minta dionani dan diseks oral.
Taviv juga mengaku melakukan hal tersebut karena memang ingin melampiaskan nafsunya saja. Hal ini karena sang istri tinggal di kampung sehingga kebutuhan biologisnya menjadi tidak tersalurkan. "Saya normal, jadi saya begitu cuma karena nafsu saja," ujarnya.
Kepala Satuan Reskrim Polrestro Jakarta Selatan Kompol Budi Irawan mengatakan, pelaku saat ini masih dimintai keterangan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polrestro Jakarta Selatan.
"Kita lihat nanti dari penuturan korbannya, apakah ada sodomi atau tidak," ujarnya. (sab/yos)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa kita tukeran link ya.